Peranan dalam budaya Bugis Bissu

ka|jmpl|225px|Bissu sedang melakukan ritual sembahyangPeran unik yang dilakukan golongan Bissu dalam budaya Bugis sangat erat kaitannya dengan status ketakterbatasan gender mereka. Diperkirakan bahwa, karena kita adalah manusia yang tinggal di balik suatu batasan gender, kita pun tidak ada di tengah-tengah dunia yang tampak dan yang tersembunyi. Pikiran ini diduga mirip dengan ide awal Muslim tentang "Khanith" dan "Mukhannathun" yang menjadi "pengawal batas-batas suci" dan adanya posisi setara untuk para interseksual dan transgender yang ada dalam budaya Muslim tradisional tertentu, tetapi dalam kasus ini tampaknya budaya Bissu bersumber dari budaya daerah Sulawesi yang jauh lebih awal dari budaya Muslim.

Dalam budaya Bugis, para Bissu biasanya dimintai nasihat ketika "persetujuan tertentu" dari kekuasaan dunia batin (spiritual) diperlukan. Hal ini terjadi misalnya ketika orang Bugis Sulawesi berangkat untuk perjalanan naik haji ke Mekah. Dalam situasi ketika dimintai nasihat, seorang Bissu akan melakukan ritual untuk mengizinkan jin yang sangat baik untuk merasuki mereka dan untuk berbicara sebagai utusan dari dunia tak tampak.

Golongan Bissu yang telah terlatih dikenal dengan keunikannya di mana mereka dipercaya tak mempan sama sekali akan senjata tajam.

Berkaitan